Banyaknya suku bangsa yang ada di Indonesia melahirkan berbagai macam kebudayaan yang sangat pelbagai. Di antara budaya-budaya tersebut ada yang kelihatan unik mengasyikkan untuk dilihat namun ada juga budaya yang terkesan seram dan menakutkan. Budaya lebih banyak berasal dari nenek moyang sebuah suku yang masih dijaga kelestariannya hingga sekarang dan biasanya dikaitkan dengan istilah "pamali" bagi sesiapa yang tidak meneruskan nilai-nilai budaya tersebut.
Untuk budaya yang bersifat positif tentu harus dijaga kelestariannya, namun bagi budaya yang bersifat negatif dan cenderung merugikan bahkan membuat celaka tentu harus di lakukan pelurusan agar lebih mengarah kepada kebaikan bagi masyarakat setempat.
Salah satu kebudayaan yang cukup unik bahkan mengerikan menurut sebahagian orang adalah tradisi potong jari yang dilakukan oleh Suku Dani yang berada di Papua. Tradisi potong jari di Papua dilakukan manakala ada seseorang anggota keluarga suku Dani meninggal dunia. Keluarga tersebut boleh suami, isteri, ayah, ibu, anak dan adik, dengan kematian tersebut Suku Dani diwajibkan memotong jari mereka.
Tradisi memotong jari sendiri adalah merupakan bentuk kesedihan dari meninggalnya ahli keluarga mereka, cara melakukannyapun ada berbagai macam cara, ada yang memotongnya dengan senjata tajam, dengan kapak, parang bahkan ada juga yang menggigit jarinya sendiri hingga putus, namun ada juga yang melakukannya dengan cara mengikat kuat-kuat jarinya dengan tali sehingga aliran darah terhenti, stelah jari tersebut mati baru dilakukan pemotongan.
Suku Dani beranggapan ritual pemotongan jari adalah symbol dari sakit dan pedihnya di tinggalkan oleh ahli keluarga. Ritual tersebut juga dilakukan sebagai usaha untuk mencegah hterjadinya kembali yang telah meragut nyawa anggota keluarga mereka.
Seiring dengan masuknya peradaban baru ke tengah masyarakat Papua khususnya suku Dani, ritual ini sudah jarang sekali ditemui, walaupun jika kita masuk ke suku tersebut masih akan kita lihat beberapa orang tuan dengan jari yang tdak utuh lagi.
No comments:
Post a Comment